PENYEBAB UMUM GANGGUAN JIWA
Manusia
bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara
somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa, maka ketiga unsur
ini harus diperhatikan. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah
gejala-gejala yang patologik dari unsur psike. Hal ini tidak berarti bahwa
unsur yang lain tidak terganggu. Sekali lagi, yang sakit dan menderita ialah
manusia seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau lingkungannya. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur
dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat,
kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan
kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar amanusia,
dan sebagainya. Tabel di bawah ini Taksiran kasar jumlah penderita beberapa
jenis gangguan jiwa yang ada dalam satu tahun di Indonesia dengan penduduk 130
juta orang.
Psikosa fungsional 520.000
Sindroma otak organik akut 65.000
Sindroma otak organik menahun 130.000
Retradasi mental 2.600.000
Nerosa 6.500.000
Psikosomatik 6.500.000
Gangguan kepribadian 1.300.000
Ketergantungan obat 1.000
17.616.000
Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu
terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan
(somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun dipsike (psikogenik).
Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab
sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan
terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun jiwa. Umpamanya
seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya tahan badaniah
seorang berkurang sehingga mengalami keradangan tenggorokan atau seorang dengan
mania mendapat kecelakaan. Sebaliknya seorang dengan penyakit badaniah
umpamanya keradangan yang melemahkan,maka daya tahan psikologiknya pun menurun
sehingga ia mungkin mengalami depresi. Sudah lama diketahui juga, bahwa
penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa.
Contoh lain ialah seorang anak yang mengalami
gangguan otak (karena kelahiran, keradangan dan sebagainya) kemudian menadi
hiperkinetik dan sukar diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang
tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling
mempengaruhi.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh
faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi,
yaitu :
1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
1.1. Neroanatomi
1.2. Nerofisiologi
1.3. nerokimia
1.4. tingkat kematangan dan perkembangan organik
1.5. faktor-faktor pre dan peri - natal
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
2.1. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan
rasa aman) atau abnormal berdasarkan
kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus
(perasaan tak percaya dan
kebimbangan)
2.2. Peranan ayah
2.3. Persaingan antara saudara kandung
2.4. inteligensi
2.5. hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan
dan masyarakat
2.6. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi,
rasa malu atau rasa salah
2.7. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri
lawan peranan yang tidak menentu
2.8. Keterampilan, bakat dan kreativitas
2.9. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi
terhadap bahaya
2.10. Tingkat perkembangan emosi3. Faktor-faktor
sosio-budaya (sosiogenik)
3.1. Kestabilan keluarga
3.2. Pola mengasuh anak
3.3. Tingkat ekonomi
3.4. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
3.5. Masalah kelompok minoritas yang meliputi
prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan yang tidak memadai
3.6. Pengaruh rasial dan keagamaan
3.7. Nilai-nilai
1.
Faktor keturunan
Pada mongoloisme atau sindroma Down (suatu macam
retardasi mental dengan mata sipit,muka datar, telinga kecil, jari-jari pendek
dan lain-lain) terdapat trisoma (yaitu tiga buah,bukan dua) pada pasangan
Kromosoma No. 21.Sindroma Turner (dengan ciri-ciri khas : tubuh pendek, leher
melebar, infantilisme sexual)ternyata berhubungan dengan jumlah kromosima sex
yang abnormal. Gangguan yang berhubungan dengan kromosoma sex dikatakan
“terikat pada sex” (“sex linked”), artinya bahwa efek genetik itu hanya
terdapat pada kromosoma sex. Kaum wanita ternyata lebih kurang peka terhadap
gangguan yang terikat pada sex, karena mereka mempunyai dua kromosoma X : bila
satu tidak baik, maka yang lain biasanya akan melakukan pekerjaannya.Akan
tetapi seorang pria hanya mempunyai satu kromosoma X dan satu kromosoma Y, dan
bila salah satu tidak baik, maka terganggulah ia. Masih dipermasalahkan,
betulkan pria dengan XYY lebih cenderung melakukan perbuatan kriminal yang
kejam ?Tabel Penelitian saudara kembar dan saudara kandung yang salah satunya
menderita skizofrenia Hubungan dengan
pasien skizofrenia % yang menderita skizofrenia
Kembar monozigot (satu telur)
Kembar heterozigot (dua telur)
Saudara kandung
Saudara tiri
Masyarakat umum
86,2 %
14,5 %
14,2 %
7,1 %
0,85%
(Coleman, J.C : Abnormal Psychology and Modern life.
Taraporevala Sons & Co., Bombay,
1970. hal. 121)
2. Faktor Konstitusi
Konstitusi pada umumnya menunjukkan kepada keadaan
biologik seluruhnya, termasuk baik yang diturunkan maupun yang didapati
kemudian; umpamanya bentuk badan (perawakan), sex, temperamen, fungsi endoktrin
daurat syaraf jenis darah Jelas bahwa hal-hal ini mempengaruhi perilaku
individu secara baik ataupun tidak baik, umpamanya bentuk badan yang atletik
atau yang kurus, tinggi badan yang terlalu tinggi ataupun terlalu pendek, paras
muka yang cantrik ataupun jelek, sex wanita atau pria, fungsi hormonal yang
seimbang atau yang berlebihan salah satu hormon, urat syaraf yang cepat
reaksinya atau yang lambat sekali, dan seterusnya. Semua ini turut mempengaruhi
hidup seseorang.
Tabel : Faktor konstitusi dan perilaku abnormal
Faktor konstitusi Hubungan dengan perkembangan abnormal Bentuk badan Tidak
jelas peranannyua, tetapi disproporsi badaniah, kelemahan dan penampakan yang
jelek umpamanya lebih sering berhubungan dengan gangguan jiwa daripada bentuk
badan yang baik dan menarik Energi dan kegiatan Rupaya berhubungan dengan
apakah individu mengembangkanreaksi yang agresif atau lebih menuju ke dalam
terhadap stres, jadi lebih berhubungan dengan jenis gangguan jiwa yang timbul
bila individu itu terganggu jiwanya Reaktivitas susunan syaraf vegetatif
Reaktivitas emosional yang tinggi mungkin sekali berhubungan dengan realisasi
berlebihan terhadap stres ringan dan pembentukan rasa takut yang tak perlu;
reaktivitas emosional yang kurang, dapat mengakibatkan sosialisasi yang tidak
sesual karena reaksi yang terlalu sedikit.
Daya tahan badaniah Membantu menentukan toleransi stres
biologik dan psikologik dansistem organ apakah yang paling mudah terganggu. Ada
individu yang sangat mudah terganggu sistem badaniahnya karena fungsi otaknya
Sensitivitas (kepekaan) Menentukan sebagian dari jenis stres yang terhadapnya
anak itu paling peka dan menentukan besarnya stres yang dapat ditahan tanpa
gangguan jiwa; mempengaruhi cara anak menanggapi dunia. Kecerdasan dan bakat
lain Mempengaruhi kesempatan anak untuk berhasil dalam pertandingan/ persaingan
sehingga mempengaruhi juga kepercayaan pada diri sendiri berdasarkan
keberhasilan
(Coleman, J.C : Abnormal Psychology and Modern life.
Taraporevala Sons & Co., Bombay, 1970. hal. 126)
3. Cacat Kongenital
Cacat kongenital atau sejak lahir dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, terlebih yangberat, seperti retardasi mental yang brat.
Akan tetapi pada umumnya pengaruh cacat ini padatimbulnya gangguan jiwa
terutama tergantung pada individu itu, bagaimana ia menilai danmenyesuaikan
diri terhadap keadaan hidupnya yang cacat atau berubah itu.Orang tua dapat
mempersukar penyesuaian ini dengan perlindungan yang berlebihan
(proteksiberlebihan). Penolakan atau tuntutan yang sudah di luar kemampuan
anak. Singkatnya : kromosoma dan “genes” yang defektif serta banyak faktor
lingkungan sebelum, sewaktu dan sesudah lahir dapat mengakibatkan gangguan
badaniah. Cacat badaniah biasanyadapat dilihat dengan jelas,tetapi gangguan
sistim biokimiawi lebih halus dan sukar ditentukan. Gangguan badaniah dapat
mengganggu fungsi biologik atau psikologik secara langsung atau dapat
mempengaruhi daya tahan terahdap stres.
4. Perkembangan Psikologik yang
salah
a. Ketidak matangan atau fixasi, yaitu inidvidual
gagal berkembang lebih lanjut ke fase berikutnya;
b. “Tempat-tempat lemah” yang ditinggalkan oleh
pengalaman yang traumatik sebagai kepekaan terhadap jenis stres tertentu, atau
c. disorsi, yaitu bila inidvidu mengembangkan sikap
atau pola reaksi yang tidak sesuai atau gagal mencapai integrasi kepribadian
yang normal. Kita akan membicarakan beberapa faktor dalam perkembangan
psikologik yang tidak sehat
5. Deprivasi dini
Deprivasi maternal atau kehilangan asuhan ibu di
rumah sendiri, terpisah dengan ibu atau diasrama, dapat menimbulkan
perkembangan yang abnormal. Deprivasi rangsangan umum dari lingkungan, bila
sangat berat, ternyata berhubungan dengan retardasi mental. Kekurangan protein
dalam makanan, terutama dalam jangka waktu lama sebelum anak breumur 4 tahun,
dapat mengakibatkan retardasi mental.Eprivasi atau frustrasi dini dapat
menimbulkan “tempat-tempat yang lemah” pada jiwa, dapat mengakibatkan
perkembangan yang salah ataupun perkembangan yang berhenti.Untuk perkembangan
psikologik rupanya ada “masa-masa gawat”. Dalam masa ini rangsangan dan
pengalaman belajar yang berhubungan dengannya serta pemuasan berbagai kebutuhan
sangat perlu bagi urut-urutan perkembangan intelektual, emosional dan sosial
yang normal6. Pola keluarga yang petagonik dalam masa kanak-kanak keluarga
memegang peranna yang penting dalam pembentukan kepriadian. Hubungan
orangtua-anak yang salah atau interaksi yang patogenik dalam keluarga sering
merupakan sumber gangguan penyesuaian diri.
Kadang-kadang orangtua berbuat terlalu banyak untuk
anak dan tidak memberi kesempatan anakitu berkembang sendiri. Ada kalanya
orangtua berbuat terlalu sedikit dan tidak merangsang anakitu atau tidak
memberi bimbingan dan anjuran yang dibutuhkannya. Kadang-kadang merekamalahan
mengajarkan anak itu pola-pola yang tidak sesuai.Akan tetapi pengaruh cara
asuhan anak tergantung pada keadaan sosial secara keseluruhan dimanahal itu
dilakukan. Dan juga, anak-anak bereaksi secara berlainan terhadap cara yang
sama dan tidak semua akibat adalah tetapi kerusakan dini sering diperbaiki
sebagian oleh pengalaman dikemudian hari. Akan tetapi beberapa jenis hubungan
orang tua-anak sering terdapat dalam latar belakang anak-anak yang terganggu,
umpamanya penolakan, perlindungan berlebihan, manja berlebihan, tuntutan
perfeksionistik, standard moral yang kaku dan tidak realistik, disiplin yang salah,
persaingan antar saudara yang tidak sehat, contoh orangtua yang salah,
ketidak-sesuaikan perkawinan dan rumah tangganya yang berantakan, tuntutan yang
bertentangan.
Contoh kasus tentang gangguan kejiwaan yg di ambil dari
media
Upaya Pemerintah menyembuhkan
ratusan penderita gangguan kejiwaan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat mulai
membuahkan hasil. Dari 93 penderita kejiwaan yang dikirim ke Rumah Sakit Dadi
Makassar, 74 pasien di antaranya kini bisa kembali hidup normal. Selebihnya
masih menjalani pengobatan ataupun terapi. Bahkan, ada dua pasien yang
tergolong parah, meninggal dunia sebelum akhirnya bisa sembuh.
Namun demikian, keberhasilan ini tak sertamerta menyelesaikan problem sosial di Polewali Mandar. Banyak warga di wilayah ini memilih memasung anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan. Alasannya sederhana, jika tidak dipasung mereka akan mengganggu warga, atau sering berpergian jauh hingga tak kembali atau tersesat. Persoalan lain, sebagian warga menganggap penyakit jiwa merupakan 'guna-guna' ataupun kutukan dewa.
Kepala bidang Pelayanan Kesehatan Polewali Mandar, Andi Suaib, Senin (27/2/2012) kemarin menyatakan, pihaknya terus berusaha memberikan pemahaman kepada warga agar para penderita gangguan jiwa itu bisa kembali hidup normal. Pendekatan dilakukan kepada pihak keluarga yang menangani si penderita.
Menurut Saib, mayoritas pasien menderita guncangan kejiwaan di daerahnya adalah akibat putus cinta, perceraian, anak meninggal, konflik rumah tangga dan pemutusan hubungan kerja. Penyembuhannya tersandung resistensi keluarga, yang umumnya belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk membantu penyembuhan keluarga mereka.
Namun demikian, keberhasilan ini tak sertamerta menyelesaikan problem sosial di Polewali Mandar. Banyak warga di wilayah ini memilih memasung anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan. Alasannya sederhana, jika tidak dipasung mereka akan mengganggu warga, atau sering berpergian jauh hingga tak kembali atau tersesat. Persoalan lain, sebagian warga menganggap penyakit jiwa merupakan 'guna-guna' ataupun kutukan dewa.
Kepala bidang Pelayanan Kesehatan Polewali Mandar, Andi Suaib, Senin (27/2/2012) kemarin menyatakan, pihaknya terus berusaha memberikan pemahaman kepada warga agar para penderita gangguan jiwa itu bisa kembali hidup normal. Pendekatan dilakukan kepada pihak keluarga yang menangani si penderita.
Menurut Saib, mayoritas pasien menderita guncangan kejiwaan di daerahnya adalah akibat putus cinta, perceraian, anak meninggal, konflik rumah tangga dan pemutusan hubungan kerja. Penyembuhannya tersandung resistensi keluarga, yang umumnya belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk membantu penyembuhan keluarga mereka.
Kalau menurut Saya,Dari sebagian artikel yang saya
ambil tersebut bahwasanya penyebab umum gangguan jiwa yaitu ada 3 diantaranya mungkin
adalah di badan (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun dipsike
(psikogenik).diantara ketiga unsur tersebut maka akan di bagi-bagi lagi menjadi
sub-sub unsur penyebab gangguan jiwa.seperti diantarana adalah faktor
keturunan,dijelaskan di atas bahwa yang mempengaruhi faktor keturunan adalah
faktor genetik dimana bahwa pengaruh adalah gen,apabila tidak seimbang maka akan menjadi terganggu.pada umumnya orang yg mngidap
gangguan jiwa mengidap skizofrenia ,
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada
dopamine, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah
gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau
respons emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal.kalau
meurut saya sendiri juga gangguan kejiwaan penyebab utama nya untuk sat ini
adalah kemajuan zaman,dimana orang yang tidak bisa mengikuti perubahan zaman
akan strees karena merasa tak mampu mengikuti perubahan yang ada sehingga dia
akan banyak berfikir yang tidak menghasilkan apa-sehingga ia akan menjadi
strees,selain itu juga faktor gangguan jiwa terjadi karena putus
cinta,seseorang yang mengalami putus cinta dengan pasangannya bisa menjadi
strees,atau mungkin strees datang karena pekerjaan yang menumpuk tidak kunjung
selsai sehingga menyebabkan orang menjadi strees.dari kalimat diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa banyak penyebab yang bisa menyebabkan seseorang
mengalami gangguan jiwa,selain karena faktor intern manusia nya itu sendiri
juga karena faktor extern.
Source:
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/Proses%20Terjadinya%20gg.%20jiwa.pdf
http://regional.kompas.com/read/2012/02/28/11245465/Marak.Pemasungan.Penderita.Gangguan.Jiwa.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.