"Manten Tebu" salah satu tradisi unik di Kabupaten Tegal


Tegal merupakan salah satu kota yang terletak di sebelah utara pulau Jawa, yang berbatasan langsung dengan Brebes dan Pemalang tepatnya di Jawa Tengah dengan luas wilayahnya 39,467 km2, ada salah satu tradisi unik Warga Desa Pangkah, Kabupaten Tegal, dalam menyambut musim panen dan giling tebu tepatnya di Pabrik Gula Pangkah.Tradisi ini sudah berlangsung sejak industri tebu mulai beroperasi di pulau jawa sekitar tahun 1800-an. awal mulanya saat proses penggilingan tebu sering memakan korban pekerjanya dan disebutkan ada dewa yang mengusai tanaman tebu yang disebut "Dewa Dantin"sehingga sebelum melakukan proses penggilingan tebu atau menghacurkan tebu-tebu tersebut sebelum menjadi butiran gula, masyarakat harus meminta izin terlebih dahulu kepada Dewa Dantin. tradisi tersebut terus berlangsung hingga saat ini untuk mengantisifasi jatuhnya korban.

Upacara Manten Tebu dimulai dengan mengarak sepasang pengantin boneka yang disebut temanten tebu yang memiliki nama Gembong Wuluh dan Siti Barokah. yang di dandani layaknya pengantin yang di arak dari kebun tebu di Desa Balamoa menuju Pabrik Gula Pangkah yang diiringi oleh puluhan batang tebu yang dibawa oleh warga dan karyawan pabrik. disamping kedua boneka tersebut diletakan beberapa tebu yang diberi nama petani penggarap kebun tebu, yang akan menggiling hasil panennya di pabrik gula. hal tersebut menjadi simbol bersatunya petani tebu dengan pihak pabrik tebu. 

Setelah arak-arakan selesai sampai pabrik tebu, tebu-tebu yang telah di arak atau yang mewakili tebu tersebut dimasukan di mesin penggilingan tebu. Tebu-tebu tersebut ibarat petani tebu dan karyawan pabrik yang berpartisipasi dalam penggilingan. setelah semua  masuk penggilingan, sepasang pengantin tebu ini dimasukan ke dalam mesin penggilingan. hal tersebut diharapkan tidak akan memakan korban. dan proses menggiling sepasang penganten tersebut menjadi selesainya tradisi manten tebu, juga menjadi bertada dimulainya musim giling tebu di Tegal. 
Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.