Manusia Dan Harapan


Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang.Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Contoh artikel  tentang harapan yang saya ambil dari http://oase.kompas.com/read/2012/06/26/00415914/Doa.dan.Harapan.untuk.Aceh , Edisi Selasa, 26 Juni 201
Doa dan Harapan untuk Aceh
Hari ini adalah hari pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dan hari ini juga menjadi sebuah sejarah penting di dalam perjalanan politik propinsi tersebut. Baru kali ini, acara pelantikan seorang Gubernur di Aceh, dihadiri oleh banyak pejabat tinggi dan penting nasional dan juga para pengusaha sukses nasional. TIket pesawat penerbangan pun penuh dan hotel tidak lagi ada kamar yang kosong. Luar biasa!!!
Konflik kekuasaan yang berlangsung terus di Aceh telah membuat banyak pihak memperhatikan, bersimpati, mendorong, mendesak, dan membantu agar semua itu dapat berhenti dan dihentikan. Tak sedikit juga yang akhirnya mengalah dan berjiwa besar demi sebuah harapan besar, yaitu berhentinya konflik dan menjadikan perdamaian di Aceh itu benar ada. Bukan karena satu orang, satu golongan, satu kelompok, atau salah satu pihak, tetapi karena Aceh merupakan bagian dari darah daging ibu pertiwi tercinta. Diakui tidak diakui, disadari tidak disadari, benci ataupun cinta, biar bagaimana pun Aceh bukanlah hanya Aceh semata tetapi Indonesia.
Hingga kemudian, kemenangan dalam suara itu pun tercapai meski ada sedikit suara sumbang di sana sini. Namun, hal itu biasa terjadi tetapi prioritas tetaplah yang utama. Tidak ada yang dapat menjadi maju dan berkembang bila konflik terus berlangsung. Damai tidak akan tercapai oleh kemakmuran tetapi damailah yang menjadi pintu gerbang menuju kemakmuran.
Wajar saja bila kemenangan itu pun dirayakan dan bahkan seperti menjadi sebuah euphoria. Saya menyebutnya euphoria merah untuk di Aceh, karena warna merah yang menjadi perlambang Partai Aceh, Partai yang memenangkan Pilkada Aceh. Di mana-mana semua sibuk mendekat dan menjadi seolah benar merah. Yah, maklum, namanya juga manusia, di mana ada gula di sana pasti ada semut. Toh, yang bekerja untuk uang sudah menjadi kebiasaan umum dan dianggap rasional. Sementara mereka yang sudah benar mengabdikan dirinya, membantu sepenuh hati, bahkan memberikan segenap jiwanya dan memberikan harta bendanya sudah biasa juga kemudian dilupakan dan menjadi tersingkir.
Saya hanya teringat saja bagaimana pedihnya perasaan rakyat Aceh karena sering dilupakan dan dimanfaatkan. Emas yang pernah dikumpulkan untuk memberli pesawat terbang pertama Republik Indonesia itu hanya menjadi sebuah sejarah di masa lalu. Belum lagi banyaknya kisah dan cerita perjuangan yang seolah tidak berarti penting. Yang diutamakan hanyalah apa yang bisa dikeruk dan diambil dari bumi dan tanah Aceh, sementara masyarakat dan rakyatnya sendiri justru semakin terpuruk saja.
Wajarlah bila banyak yang merasa sakit hati, marah, dan dendam. Siapa yang rela bila yang dicintainya dihancurkan, apalagi setelah memberikan banyak?! Siapa yang suka bila air susu yang tulus diberikan dibalas dengan air tuba?!
Euphoria merah harus diakui merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri, termasuk bagi saya pribadi. Namun di sisi lain, ada banyak kekhawatiran di dalamnya. Seringkali sebuah kemenangan itu dianggap menjadi segalanya dan membuat lupa diri serta tinggi hati. Mereka yang telah bekerja, membantu, mendukung, bahkan berkorban dilupakan dan disingkirkan begitu saja. Jangankan ada ucapan terima kasih, diingat pun barangkali tidak. Bahkan, mereka yang kalah pun menjadi bahan ledekan, tertawaan, dan hinaan. Jika benar terjadi demikian, lantas apa bedanya dengan perilaku tertuduh yang dilawan itu?! Sejarah sakit hati dan dendam akan terus berputar dan terulang kembali, kan?!
Yang dibutuhkan saat ini di Aceh adalah kerendahan hati dan jiwa besar karena di sanalah hati bisa dapat terpaut dan berpadu di dalam cinta untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Kemenangan bukanlah sebuah kebanggaan bila tidak mampu untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Kemenangan di dalam sebuah pemilihan umum berarti adalah sebuah awal pelayanan dan pengabdian yang tulus dan sepenuhnya. Kelompok dan golongan serta pribadi tidak lagi boleh diutamakan, tetapi seluruh yang ada di dalamnya adalah prioritas yang tidak boleh dibedakan.
Tidak ada yang lebih baik dan lebih hebat dari seorang pemimpin kecuali dia mampu menyatukan seluruh masyarakat yang dipimpinnya dalam sebuah cinta. Materi memang mampu membeli tetapi jangan pernah lupa bahwa surga perdamaian kebahagiaan sejati tidak akan pernah bisa dibeli dan dibayar. Mereka yang memberikannya pun tidak akan pernah berharap atas semua itu atau bekerja hanya untuk materi semata. Kehormatan seorang pemimpin ada pada kemampuannya untuk bisa menghormati yang lainnya. Harga diri seorang pemimpin ada pada kerendahan hatinya menaikkan harga diri semua dan yang lainnya dengan cara yang terhormat. Semua memiliki posisi, waktu, dan tempatnya masing-masing tetapi semuanya adalah sama.
Semoga saja euphoria merah dan pelantikan hari ini tidak terisi dengan segala kekhawatiran yang saya miliki. Secara pribadi, untuk ke depannya, saya berharap sekali ada perubahan di Aceh yang tentunya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Pemimpin harus mampu memberikan contohnya, mengarahkan, dan membimbing agar benar damai itu ada karena surga adalah milik semua. Serambi Mekah adalah yang tempat yang terpilih dan bukan sembaranga.  Serambi Mekah adalah tempat yang penuh dengan cinta dan bukan tempat yang penuh dengan benci, dendam, amarah, kesombongan, iri hati, dengki, dan kebesaran kepala, kan?! Toh, rencong aceh sejati selalu di depan, bukan untuk menghalau yang di samping, menginjak yang di bawah, atau menghunus yang di belakang.
Selamat kepada dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf yang sudah terpilih dan dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Semoga Aceh dipenuhi dengan cinta dan memberikan banyak cinta agar benar menjadi yang terhormat dan tinggi.
Harapan kalau menurut saya sendiri adalah rasa keinginan untuk mencapai sesuatu yang mempunyai nilai positif di kemudian hari.harapan akan menjadi motivasi bagi dia yang mengharapkan sesuatu yang dia ingin kan,






Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.